Pohon kecipir dan pohon semangka di pinggir jalan saling bertegur puasa. Menanyakan bagaimana masing-masing kabar akarnya.
“Apakah petani sudah berbuka?”
Di tengah-tengahnya duduk seorang pria sedang mencabuti akar-akar gelisah. Terlihat dari teras wajahnya dia telah bekerja keras di bawah terik kefanaan selama dua atau tiga masa di dalam rasa-nya.
Ketika akar-akar yang dicabutinya ganti berbunga di dalam tubuhnya, tiba-tiba saja ia bangkit lalu bergurat tawa. Tawanya memanen tunas gelisah dengan harga yang jauh tak terkira.
Dari kejauhan tampak siluet hitam berlenggak-lenggok memecah barisan-barisan sajaknya. Berlatar belakang gundukan lingkaran kuning merah, siapa sangka ribuan kata yang telah disusunnya selama dua atau tiga masa di dalam rasa-nya ternyata bisa diganti hanya dengan tiga kalimat saja.
“Ah, indahnya.
Aku tahu itu dia si wanita.
Ingus tercantik di dunia.”
Pohon kecipir dan pohon semangka di pinggir jalan saling bertegur puasa. Menanyakan bagaimana masing-masing kabar akarnya.
“Apakah petani sedang berbuka?”
Di tengah-tengahnya duduk seorang pria
sedang meniup-niup
ingus tercantik di dunia.
hiy jijik….
minum eslemon bikin ingusan…
petani…
kukirimkan ini sebagai cahaya dari pekatnya hatimu
_dulu kau bilang petani milik pekat_
(dan sekarang kyknya masih deh)
karena dulu aku tak percaya seorang saja dapat menyinari dunia yang kuanggap pekat ini sampai kulihat senyummu yang menguning kala melihat padi..
hidup pak tani!
“Selamat menunaikan ibadah puisi..”
Kok klo bentuknya dirubah nyawa katanya berasa lain yah?
mampirlah ke gubug jerami…
disana banyak pak-bu tani.
Bukan mbah.,
Punya shofiyah tu lho ap enakny gini yah:
PADI
Kukirimkan kata ini sbg chy dr pekatny hatimu.,
Krn dulu aku tak percaya seorang saja dapat menyinari dunia yang kuanggap kelam ini sampai kulihat senyummu yg menguning., :wahai padi
*ngrasa g bakat*
akar-akar ringkih itu
menjalari tanah gersang
seperti hendak menghirup
setiap ingus dari hidungmu
wkk
Yang pertama kupunya dan kulepaskan adalah kemerdeka’an mengusap ingus dari padipadi yang menguning
*ngotot ttg petani*
Abe Gak Ada Mate nya hehe.. Lanjutkan!!!
Semogha yg aku pikirkan salah,qadarulloh wa masya’a fa’ala.,
Bukan lautan hanya kolam susu, tapi petani dan nelayan masih miskin
I’m excited to discover this page. I want to to thank you for
ones time just for this wonderful read!! I definitely appreciated every part of it and I have you bookmarked to look at new information in your web
site.