Petani

Pohon kecipir dan pohon semangka di pinggir jalan saling bertegur puasa. Menanyakan bagaimana masing-masing kabar akarnya.
“Apakah petani sudah berbuka?”

Di tengah-tengahnya duduk seorang pria sedang mencabuti akar-akar gelisah. Terlihat dari teras wajahnya dia telah bekerja keras di bawah terik kefanaan selama dua atau tiga masa di dalam rasa-nya.

Ketika akar-akar yang dicabutinya ganti berbunga di dalam tubuhnya, tiba-tiba saja ia bangkit lalu bergurat tawa. Tawanya memanen tunas gelisah dengan harga yang jauh tak terkira.

Dari kejauhan tampak siluet hitam berlenggak-lenggok memecah barisan-barisan sajaknya. Berlatar belakang gundukan lingkaran kuning merah, siapa sangka ribuan kata yang telah disusunnya selama dua atau tiga masa di dalam rasa-nya ternyata bisa diganti hanya dengan tiga kalimat saja.

“Ah, indahnya.
Aku tahu itu dia si wanita.
Ingus tercantik di dunia.”

Pohon kecipir dan pohon semangka di pinggir jalan saling bertegur puasa. Menanyakan bagaimana masing-masing kabar akarnya.
“Apakah petani sedang berbuka?”

Di tengah-tengahnya duduk seorang pria
sedang meniup-niup
ingus tercantik di dunia.

10 Responses

  1. hiy jijik….
    minum eslemon bikin ingusan…

    petani…
    kukirimkan ini sebagai cahaya dari pekatnya hatimu
    _dulu kau bilang petani milik pekat_
    (dan sekarang kyknya masih deh)
    karena dulu aku tak percaya seorang saja dapat menyinari dunia yang kuanggap pekat ini sampai kulihat senyummu yang menguning kala melihat padi..

    hidup pak tani!

    yang jualan:
    eslemon rasa ingus

  2. “Selamat menunaikan ibadah puisi..”

    Kok klo bentuknya dirubah nyawa katanya berasa lain yah?

    yang jualan:
    berasa lain karena nyawa katanya juga lain.

    yang punya jokpin:
    ibadah puasa –> ibadah puisi

    yang di atas itu:
    tegur sapa –> tegur puasa

  3. mampirlah ke gubug jerami…
    disana banyak pak-bu tani.

    yang jualan:
    gerobaknya ga bisa lewat sawah

  4. Bukan mbah.,
    Punya shofiyah tu lho ap enakny gini yah:

    PADI
    Kukirimkan kata ini sbg chy dr pekatny hatimu.,
    Krn dulu aku tak percaya seorang saja dapat menyinari dunia yang kuanggap kelam ini sampai kulihat senyummu yg menguning., :wahai padi

    *ngrasa g bakat*

    yang jualan:
    ah, fulanah sama shofiyah
    dua-duanya sama saja
    satu orang dengan ID yang berbeda

  5. akar-akar ringkih itu
    menjalari tanah gersang
    seperti hendak menghirup
    setiap ingus dari hidungmu

    wkk

    yang jualan:
    tangan-tangan ringkih itu
    menjalari gelas-gelas segar
    seperti hendak menyeruput
    setiap ingus dari eslemonku

  6. Yang pertama kupunya dan kulepaskan adalah kemerdeka’an mengusap ingus dari padipadi yang menguning

    *ngotot ttg petani*

    yang jualan:
    Yang pertama kupunya dan kulepaskan adalah kemerdeka’an mengusap ingus dari eslemon yang menguning

    *ngotot ttg eslemon*

  7. Abe Gak Ada Mate nya hehe.. Lanjutkan!!!

    yang jualan:
    naik mega-pro sambil ngomeng “Lebih cepat lebih baik!!!”

  8. Semogha yg aku pikirkan salah,qadarulloh wa masya’a fa’ala.,

  9. Bukan lautan hanya kolam susu, tapi petani dan nelayan masih miskin

    INDONESIA Kolam Susu TAPI Nelayan dan Petani Miskin

  10. I’m excited to discover this page. I want to to thank you for
    ones time just for this wonderful read!! I definitely appreciated every part of it and I have you bookmarked to look at new information in your web
    site.

Leave a comment