Akhir dari keterasingan

Suatu hari ditemukan seorang laki-laki mati bunuh diri dengan minta bantuan tali. Lehernya terjerat. Ingusnya menggantung.

Kata saksi, itu ingus palsu yang baru dibeli kemarin pagi. Hidungnya juga tak mengakui itu ingusnya ketika ditanyai.

Untungnya didekatnya ditemukan bukti. Sepatah catatan kaki yang kelihatan baru dipakai menggosok bokong panci yang ditulisi:

“Hidup ini tak lebih dari sekedar keterlaluan.
Orang-orang semuanya ingusan sedangkan cuma aku saja yang berwajah tampan.
Aku benar-benar sudah tak tahan.”

Catatan kaki itu kemudian ditahan polisi: melumurinya dengan ingus untuk diperiksa sidik jari.
Melacak kepergian puisi.

2 Responses

  1. Haus mau pesen eslemon,kok rasa ingus.pulang lagi 😉

    yang jualan:
    perlu dibungkus?

  2. tiga puisi dalam satu ingus… aneh!

    yang jualan:
    tiga ingus dalam satu lemon… kecut!

Leave a comment